Hukum (Peraturan) Yang Menyulitkan Lalu Lintas Pelayaran Bangsa Eropa Sebabkan Terputusnya Jalur Perdagangan Asia-Eropa

Hukum (Peraturan) Yang Menyulitkan Lalu Lintas Pelayaran Bangsa Eropa Sebabkan Terputusnya Jalur Perdagangan Asia-Eropa

Smallest Font
Largest Font

Oleh : Zulpikar Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah

 Tangerang-Saat tulisan ini dibuat Penulis sedang berada dan  menikmati sejarah kota Istanbul selama tiga hari 27-29 Januari 2023. Penulis mencoba menulis kembali sejarah ribuan tahun lalu tentang sebuah peradaban Konstantinopel. Sebagai Mahasiswa S1 Fakultas Hukum, dalam hal ini Penulis akan melihat dari sudut pandang betapa sebuah konsep hukum yang dibuat secara  terstruktur dan kokoh dapat mempengaruhi peradaban dunia.                                               Sebagaimana kita ketahui Konstantinopel telah menjadi ibu kota kekaisaran sejak pentahbisannya pada tahun 330 di bawah kaisar Romawi Konstantinus Agung.                                                                 Widya Lestari Ningsih di Kompas.com dalam artikel "Jatuhnya Konstantinopel Ke Tangan Turki " menulis dalam kurun waktu 11 abad berikutnya, kota ini telah dikepung berkali-kali tetapi hanya pernah direbut sekali sebelumnya, selama Perang Salib Keempat pada 1204. Tentara Salib kemudian mendirikan negara Latin di sekitar Konstantinopel, sementara Kekaisaran Bizantium terpecah menjadi negara-negara kecil, seperti Nicea, Epirus dan Trebizond. Mereka bertempur sebagai sekutu melawan pendirian Latin, tetapi juga berjuang di antara mereka sendiri untuk takhta Bizantium. Bangsa Nicea akhirnya merebut kembali Konstantinopel dari orang Latin pada tahun 1261 dan membangun kembali Kekaisaran Bizantium di bawah dinasti Palaiologos. Setelah itu, kekaisaran ini semakin melemah karena harus terus menangkis serangan berturut-turut oleh orang Latin, Serbia, Bulgaria, dan Turki Usmani. Ketika Mehmed II mewarisi takhta ayahnya pada 1451, usianya baru 19 tahun. Hal ini membuat pihak Eropa berasumsi bahwa penguasa muda Turki Usmani tersebut tidak akan mengancam hegemoni Kristen di Balkan dan Laut Aegea. Bahkan bangsa Eropa sempat merayakan penobatan Mehmed II dan berharap minimnya pengalaman yang dimilikinya akan menyesatkan Ottoman. Namun siapa sangka, pada 1452, Mehmed II mulai menjalankan rencananya dengan membangun benteng di Bosphorus, beberapa mil di utara Konstantinopel. Pada Oktober 1452, Mehmed menempatkan pasukan di Peloponnese untuk memblokade Thomas dan Demetrios supaya tidak bisa memberi bantuan kepada saudara mereka, Konstantin XI, dalam serangan yang akan datang. Berbekal persenjataan baru nan canggih, pada 6 April 1453, sebanyak 80.000 pasukan Muslim yang dipimpin Mehmed memulai serangan terhadap 8.000 pasukan Kristen di bawah pimpinan Konstantin XI, kaisar Bizantium ke-57. Pemuda 21 tahun yang haus keagungan ini pun, berhasil melewati tembok pertahanan kota bersama bala tentaranya yang sangat besar. Setelah 53 hari dikepung, Konstantinopel akhirnya jatuh pada 29 Mei 1453, menandai runtuhnya kekuasaan Bizantium dan berakhirnya Abad Pertengahan. Setelah menaklukkan kota, Mehmed II menjadikan Konstantinopel sebagai ibu kota Ottoman yang baru, menggantikan Adrianople.                             

 Salah satu dampak jatuhnya Konstantinopel ke tangan bangsa Turki bagi bangsa Eropa adalah terputusnya jalur perdagangan rempah-rempah Asia-Eropa. Sebab, Bangsa Turki Usmani banyak membuat peraturan yang menyulitkan lalu lintas pelayaran bangsa Eropa, terutama dalam memperoleh rempah-rempah. Keadaan ini mendorong para pedagang Eropa mencari jalan lain ke pusat penghasil rempah-rempah di Asia, termasuk Indonesia. Itulah mengapa, jatuhnya Konstantinopel ke tangan Turki telah mendorong bangsa Eropa datang ke Indonesia. Penjelajahan samudera kemudian menjadi cara bangsa Eropa untuk mencapai Asia. Bangsa Eropa yang memelopori penjelajahan samudera adalah Portugis dan Spanyol. Sebab, di antara bangsa-bangsa lain, dua negara ini menghadapi kesulitan ekonomi paling parah setelah jatuhnya Konstantinopel. Dalam perjalanannya, bangsa Eropa juga menemukan banyak wilayah baru di berbagai belahan dunia. Kesimpulan yang dapat Penulis sampaikan Bahwa : dengan sejarah peradaban ini Ketika Hukum (Peraturan) dibuat dan dilaksanakan dengan konsisten dan sungguh-sungguh, sejarah telah membuktikan Porak-Porandanya Sebuah Bangsa dalam mempertahankan Peradabannya. Tentu dalam hal ini sebagai contoh adalah "Peradaban Ekonomi" mereka.(Red)

Editors Team
Daisy Floren