Pendiri Yayasan Pusaka Tangerang " Sekolah Negeri dan Swasta Seperti Keberadaan Tangan Kanan dan Kiri "

Pendiri Yayasan Pusaka Tangerang " Sekolah Negeri dan Swasta Seperti Keberadaan Tangan Kanan dan Kiri "

Smallest Font
Largest Font

Tangerang - Berbicara Penyelenggaraan Sekolah, Zulpikar Selaku Pegiat Pendidikan dan Juga Pendiri Yayasan Pusaka Tangerang berkomentar 

 " Sekolah negeri maupun Swasta memiliki peran yang sama. Sama-sama bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa, hanya terletak pada pengelolan dan pengertiannya saja. Sekolah Negeri adalah sekolah yang dikelola oleh pemerintah, sedangkan sekolah swasta dikelola oleh yayasan ". Zulpikar melanjutkan , " Jika mengacu pada pendekatan sejarah, sekolah swasta memiliki sejarah pendirian lebih awal daripada sekolah negeri karena Negara Indonesia secara de facto dan de jure baru merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945, Kala itu mendiknasnya (menteri pengajaran) dijabat oleh Ki Hadjar Dewantara ". 

Lebih lanjut Zulpikar menuturkan , " Sekolah swasta yang memiliki sejarah sebagai sekolah perintis itu diantaranya adalah : Taman Siswa, didirikan oleh Ki Hadjar Dewantara pada tanggal 3 Juli tahun 1922 di Yogyakarta. Falsafah pendidikan nasional, Tut Wuri Handayani (yang berada di belakang memberi dorongan) diadopsi dari falsafah yang ketiga dari sekolah Taman Siswa.  Sekolah Kartini, didirikan oleh Yayasan Kartini di Semarang pada tahun 1912. Yayasan Kartini sendiri didirikan oleh tokoh politik etis Belanda Van Deventer. Sakola Istri, didirikan oleh Dewi Sartika pada tanggal 16 Januari 1904. Sekolah ini adalah sekolah pertama untuk perempuan se-Hindia Belanda. Barulah pada tahunnya yang ke sepuluh sekolah ini berganti nama menjadi Sakolah Kautamaan Istri. 

Masih menururt Sang Pendiri Yayasan Pusaka Tangerang ," Kini, baik sekolah swasta maupun negeri mendapatkan perhatian yang relatif sama dari Pemerintah. Salah satu indikatornya adalah pemberian dana Bantuan Operasional Sekolah baik untuk sekolah swasta ataupun negeri. Kesejahteraan guru pun diperlakukan sama dengan adanya program sertifikasi, sebuah program yang memberikan tunjangan tambahan per bulan bagi guru yang telah lulus mekanisme sertifikasi. Sebelumnya, profesi guru dirasa sejahtera jika telah menjadi pegawai negeri sipil sehingga para guru banyak yang berlomba-lomba mengabdi di sekolah negeri saja. Padahal siapakah kini yang tak mengenal SD Muhammadiyah di Belitong yang mengembangkan murid seperti Andrea Hirata atau Ahmad Fuadi lulusan Ponpes Gontor penulis novel Negeri 5 Menara. Keduanya adalah lulusan sekolah swasta ".

Perbedaan sekolah negeri dan sekolah swasta idealnya bersifat saling melengkapi, seperti keberadaan tangan kanan dan kiri. Keunggulan dan kekhasan di masing-masing lembaga adalah sebuah khazanah yang dapat memperkaya, Seperti negara kita yang majemuk dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika. Perbedaan sekolah negeri dan sekolah swasta pada akhirnya berujung pada satu tujuan mulia yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Pungkas Zulpikar.

(Red)

Editors Team
Daisy Floren